1. A (Art)
Merupakan singkatan dari Art atau seni. Kamu akan menemukan hampir semua lensa prime Sigma bukaan besar (fast lens) dengan kode ini. Sigma mengatakan lensa jajaran Art dirancang dengan fokus pada kinerja optik canggih dan kekuatan ekspresif yang berlimpah. Beberapa lensa zoom wide-angle, macro, fisheye dan fast-aperture juga termasuk dalam kategori ini, contohnya 18-35mm f / 1.8 HSM A.
2. APO
Apochromatic Lens, lensa APO dirancang untuk meminimalkan Chromatic Aberration. Lensa apokromatik dirancang untuk memperbaiki jenis penyimpangan warna secara lebih efektif. Menurut Sigma, lensa APO mereka adalah lensa jenis telefoto dan telezoom yang menggunakan desain optik dan material optik khusus (SLD atau ELD glass) untuk meningkatkan kinerjanya. Hasilnya, gambar yang didapat memiliki kontras, ketajaman dan definisi warna yang lebih baik daripada jenis lensa non-APO.
3. DG
Lensa DG adalah lensa Sigma yang didesain untuk kamera full frame, mirip dengan lensa EF milik Canon atau FX milik Nikon. namun jenis lensa ini juga bisa dipasang pada kamera Crop factor (APS-C).
4. EX
Lensa EX adalah lensa kelas tertinggi (premium) dalam lini produk lensa Sigma atau setara dengan Canon dengan L Series-nya dan Nikon dengan Ring Emas-nya
5. DC
Lensa DC adalah lensa yang didesain khusus untuk kamera Crop Factor (APS-C) atau mirip dengan lensa EF-S pada Canon dan DX pada Nikon
6. ELD
Extra Low Dispersion, menggunakan elemen optik khusus yang meminimalisir Chromatic Aberration, flare dan ghosting
7. ASP
Aspherical Lens, lensa ini memiliki rancangan elemen yang kompleks untuk memperbaiki kualitas secara umum dan mengurangi ukuran dan berat lensa.
8. C
C merupakan singkatan dari Contemporer. Lensa jenis ini merupakan lensa low budget, umumnya ditemui pada lensa-lensa zoom standard untuk penggunaan standard contohnya Sigma 18-200mm f/3.5-6.3 OS HSM Macro C.
9. ELD
Extra Low Dispersion, menggunakan elemen optik khusus yang meminimalisir Chromatic Aberration, flare dan ghosting.
10. FLD
F Low Dispersion, menggunakan elemen low dispersion yang mengandung fluorite
11. FISHEYE
Lensa yang dirancang dengan sudut pandang yang lebar hingga 180 derajat dengan distorsi yang kuat.
12. HSM
Merupakan singkatan dari Hyper Sonic Motor, setara dengan USM pada Canon atau SWM pada Nikon.
Lensa yang dilengkapi kode HSM berarti lensa tersebut memiliki motor autofocus yang lebih cepat, suara yang tidak berisik dan lebih hemat daya.
13. IF
Inner Focusing, lensa melakukan focusing dengan menggerakkan elemen internal bukan elemen depan.
14. MACRO
Sama seperti Micro pada Nikon, jenis lensa ini dikhususkan untuk memotret objek dengan jarak fokus yang sangat dekat sehingga mampu memotret benda-benda kecil seperti lalat, capung dan sebagainya.
15. OS
OS adalah singkatan dari Optical Stabilizer. Fitur ini sama dengan IS pada Canon atau VR pada Nikon, yaitu untuk mereduksi getaran akibat gerakan tangan pada saat memotret sehingga bisa meminimalisir hasil foto yang shake (goyang). OS sangat membantu untuk tetap memperoleh hasil yang tajam.
16. RF
Rear Focusing, lensa melakukan focusing dengan menggerakkan elemen bagian belakang, artinya kamu harus memutar secara manual untuk melakukan fokus sama seperti RF pada Nikon.
17. SLD
Special Low Dispersion, sama seperti ELD namun kelasnya lebih tinggi dibanding ELD
18. TSC
Thermally Stable Composite, yaitu bahan khusus yang memadukan kualitas polikarbonat dan logam yang digunakan dalam pada beberapa lensa. Menurut Sigma, TSC menawarkan elastisitas 25% lebih besar dari polikarbonat. Karena penyusutan panasnya rendah, TSC cocok dengan bagian-bagian logam, yang selanjutnya berkontribusi pada konstruksi lensa dengan presisi tinggi.
19. CONV
Lensa jenis ini bisa dipakai dengan APO Teleconverter EX untuk meningkatkan focal length.